Realitas baru yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan besar dalam masyarakat, termasuk dampak pada sistem pendidikan dalam berbagai cara, di Brasil dan di seluruh dunia. Di São Paulo, sekolah diperkirakan akan kembali menerapkan pengajaran tatap muka pada bulan September. Kolese siap untuk melanjutkan kelas dalam hal infrastruktur, aspek profilaksis dan pedagogi. Namun, belum ada tanggal pastinya.
Salah satu dari sedikit kepastian adalah bahwa sistem hybrid, yang menggabungkan kelas-kelas dalam lingkungan tatap muka dan virtual secara sinkron dan asinkron, akan semakin banyak digunakan. Hal ini menambahkan teknologi digital ke dalam kurikulum sekolah dan untuk tujuan ini Mackenzie Presbyterian Colleges (CPM) mengadaptasi dan mencari format terbaik untuk realitas baru ini.
“Salah satu keuntungan terbesar dari pengajaran hibrida adalah keragaman metodologi dan strategi didaktik-pedagogis yang mendorong pembelajaran yang beragam, personalisasi pengajaran dan pengembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh budaya digital”, kata pengawas Pendidikan Dasar di Instituto Presbyterian Mackenzie (IPM), Profesor Márcia Braz. Ia juga menambahkan bahwa pendidikan hybrid merupakan cara yang paling koheren dan model yang paling tepat untuk menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
CPM bermaksud menggunakan setidaknya tiga platform berbeda untuk mencapai efisiensi dan keluasan yang lebih besar dalam sistem online: Moodle, Microsoft Teams, dan Google For Education, masing-masing dengan fungsi berbeda. “Secara umum, mereka memiliki fitur yang mendorong kolaborasi antara teman sebaya, tim, dan guru, namun semakin sederhana dan intuitif mereka, kecenderungannya adalah para pengguna menggunakannya dengan penekanan pada kolaborasi”, jelas Débora Valetta, koordinator tekno-pedagogis dari CPM São Paulo
Meskipun Moodle menawarkan alat untuk mengelola sumber daya pengajaran, seperti kelas video, kuis, tes, buku digital, dan peta pikiran, Teams, dengan mengizinkan panggilan video, memungkinkan interaksi antar siswa. Platform Google mendorong interaksi, kolaborasi, kreativitas, dan pemikiran kritis di antara siswa dan guru dengan cara yang sederhana dan intuitif melalui ekstensi dan aplikasi.
Tidak akan sulit bagi guru dan siswa untuk beradaptasi, karena ini bisa menjadi kelanjutan dari sistem online yang sudah digunakan oleh perguruan tinggi di masa isolasi sosial ini. “Ini adalah momen sulit yang memberi kami kesempatan untuk berkomitmen untuk belajar, berkreasi dan berinovasi dalam metodologi dan strategi pengajaran, menggunakan alat teknologi dan pengetahuan setiap guru dan kolaborator”, tegas Profesor Débora.
Bagi para orang tua yang selalu terlibat dalam proses mendidik anaknya, tips terbaik untuk menjaga produktivitas anak dan remaja adalah dengan melakukan perencanaan, dengan rutinitas yang seimbang antara aktivitas online dan offline. Mempertahankan aktivitas lain seperti ngobrol dengan teman, mendengarkan musik dan melukis juga merupakan cara yang baik untuk menjamin kelancaran kemajuan pembelajaran. Namun, yang paling menonjol adalah lingkungan cinta dan pengertian kekeluargaan, dengan fokus pada hubungan yang sehat. “Prapaskah sangat penting agar siswa juga dapat membangun keharmonisan emosional dan pengetahuan diri dengan keluarga”, tutup Débora.