Meskipun kebangkitan politisi populis di AS dan Eropa menarik banyak perhatian media dan peneliti, faktor pendorong populisme di negara-negara berkembang masih belum diketahui secara pasti.
Tapi sebuah karya baru, berjudul “Akar Perselisihan: Liberalisasi Perdagangan dan Kebangkitan Populisme di Brasil,” memberikan bukti baru yang menelusuri kebangkitan populisme di Brasil – melalui kemenangan presiden Luiz Inácio Lula da Silva, pada tahun 2002, dan Jair Bolsonaro, pada tahun 2018 – hingga guncangan ekonomi regional yang disebabkan oleh proses liberalisasi perdagangan yang pada akhirnya awal tahun 1990an.
Lula dan Tn. Bolsonaro mampu memobilisasi pemilih dengan memperkuat perpecahan yang disebabkan oleh guncangan perdagangan dan periode penghematan yang terjadi setelahnya. Namun, kedua pemimpin tersebut dipilih dari platform yang sangat berbeda dan dari spektrum politik yang berlawanan.
Guncangan ekonomi pada tahun 1990an
Pada tahun 1990, pemerintahan Fernando Collor de Mello mulai menerapkan program besar liberalisasi perdagangan dalam upaya memodernisasi perekonomian Brasil. Antara tahun 1990 dan 1995, tarif impor diturunkan dari rata-rata 30,5 menjadi hanya 12,8 persen.
Namun penurunan tersebut belum merata antar wilayah dan sektor. Misalnya, saat…