Awal tahun ini, negara bagian Acre di Amazon berjuang menghadapi serangkaian bencana. Terletak di perbatasan dengan Bolivia dan Peru, wilayah ini telah mengalami lonjakan jumlah Covid-19, wabah demam berdarah, krisis migran di perbatasan Peru, serta banjir yang memecahkan rekor.
Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan bahwa 130.000 orang terkena dampak banjir, dan hampir 1.400 keluarga kehilangan tempat tinggal. Pada bulan Februari, kasus demam berdarah pada tahun 2021 mencapai 574 persen dibandingkan tahun lalu, dan pihak berwenang melaporkan kasus pasien yang tertular demam berdarah dan Covid-19 pada saat yang bersamaan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas São Paulo menunjukkan bahwa orang yang sebelumnya pernah terjangkit demam berdarah dua kali lebih mungkin terkena kasus Covid-19 yang lebih parah. Temuan penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Clinical Infectious Diseases dan merupakan hasil analisis sampel darah dari 1.285 orang di negara bagian Acre.
“Hasil kami menunjukkan bahwa populasi yang lebih banyak terkena demam berdarah juga berisiko lebih besar terkena penyakit ketika terinfeksi virus corona,” kata peneliti Marcelo Urbano Ferreira. bicara kepada Agencia Fapesp.
Ia menjelaskan bahwa ini adalah sebuah sindemik, ketika dua penyakit saling memperburuk dampaknya. Meskipun pandemi virus corona telah menghambat upaya pengendalian demam berdarah, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk…