Generasi milenial menginginkan lebih sedikit hierarki dan lebih banyak otonomi

Tren sumber daya manusia yang paling penting di abad ke-21 adalah kebutuhan untuk mendobrak hierarki fungsional dan menciptakan jaringan organisasi berdasarkan kerja tim di perusahaan. Oleh karena itu, gerakan ini juga melibatkan para pemimpin tingkat tinggi. Yang disebut pejabat eksekutif tingkat C mereka harus melampaui kewajiban fungsional mereka dan berkolaborasi secara lintas fungsi dalam apa yang disebut lingkungan tangkas.

Anak muda generasi milenial Mereka memahami bahwa fungsi utama kepemimpinan adalah memberdayakan orang lain dan memberi mereka otonomi. Oleh karena itu, generasi muda ini tidak merasa nyaman dengan hierarki dan struktur vertikal yang kaku, sehingga mereka mencari organisasi yang mengutamakan kerja sama, kreativitas, kelincahan, dan kecerdasan kolektif.

Karena semua tren ini, penting untuk menyajikan dan mengeksplorasi konsep-konsep kepemimpinan baru. Saran seperti kepemimpinan bersama, kolaboratif, terdistribusi, tangkas, tim jarak jauh atau virtual muncul. Tema yang paling radikal tidak diragukan lagi adalah kepemimpinan dalam tim manajemen mandiri, yaitu tidak adanya pemimpin formal.

Fenomena kolektif

Semua konsep kepemimpinan ini bertentangan dengan model individualistis yang muncul dalam berbagai teori tentang kepemimpinan. Sebagian besar dari mereka, sejak abad ke-20, memandang pemimpin sebagai seseorang yang bekerja secara terisolasi, berada di atas para pengikutnya.

Paradigma relasional sistemik mulai menampilkan kepemimpinan sebagai fenomena yang muncul dari hubungan bebas dan pengaruh antara anggota suatu kolektif, tim atau organisasi. Kepemimpinan, dari perspektif ini, tidak lagi menjadi atribut seseorang dan menjadi sebuah fenomena kolektif.

Seseorang dapat menjadi pemimpin di satu waktu dan menjadi pengikut di waktu lain, tergantung pada sistem kompleks yang terdiri dari faktor fisik, situasional, psikologis, sosial, politik, dan ekonomi.

Milenial mengabaikan formalitas

Kepemimpinan saat ini dipandang sebagai proses yang dapat dipimpin oleh siapa saja dalam suatu sistem sosial. Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan “kepemimpinan organisasi” dari “kepemimpinan dalam organisasi”.

Yang pertama hanya terjadi pada puncak hierarki organisasi, dalam konteks seperti perencanaan strategis, desain organisasi dan budaya organisasi. Pada tingkat ini, pemimpin tidak pernah memiliki kontak pribadi dengan orang yang dipimpinnya. Umumnya lebih terpusat, pada satu orang atau sekelompok orang.

Yang kedua memahami kepemimpinan sebagai sesuatu yang dapat terjadi di tingkat mana pun dalam organisasi, menekankan situasi tatap muka, mengabaikan formalitas dan struktur hierarki. Di sinilah bentuk kepemimpinan kolaboratif atau kepemimpinan bersama paling umum digunakan.

Togel Singapore Hari Ini

By gacor88