Pengecer mode Swedia H&M mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah memutuskan untuk mengakhiri operasinya di Rusia, setelah semua penjualan di sana dihentikan pada bulan Maret menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Perusahaan mengutip “tantangan operasional saat ini dan masa depan yang tidak dapat diprediksi” sebagai dasar keputusan tersebut.
“Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, kami melihat tidak mungkin mengingat situasi saat ini untuk melanjutkan bisnis kami di Rusia,” kata CEO H&M Group Helena Helmersson dalam sebuah pernyataan.
“Kami sangat sedih dengan dampak yang akan terjadi pada rekan-rekan kami dan sangat berterima kasih atas semua kerja keras dan dedikasi mereka,” tambahnya.
H&M, yang memiliki sekitar 6.000 karyawan di Rusia dan telah beroperasi di negara itu sejak 2009, mengatakan akan membuka kembali toko di Rusia “untuk jangka waktu terbatas untuk menjual sisa stok” sebagai bagian dari proses keluar.
Seluruh penutupan dikatakan diperkirakan akan menelan biaya grup sekitar 2,0 miliar kroner Swedia ($ 192 juta), di mana sekitar 1,0 miliar akan berdampak pada arus kas.
“Jumlah penuh akan dimasukkan sebagai biaya satu kali dalam hasil kuartal ketiga 2022,” kata perusahaan itu.
Meskipun menghentikan penjualan di Rusia, Ukraina dan Belarus, penjualan Maret-Mei H&M naik 17% menjadi 54,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara laba bersih naik 33 persen menjadi 3,7 miliar naik.
Invasi Rusia ke Ukraina memicu sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eksodus perusahaan asing, termasuk Starbucks dan McDonalds, serta beberapa perusahaan besar Nordik.
Pada bulan Juni, raksasa furnitur Ikea mengatakan akan “mengurangi” aktivitasnya di Rusia dan Belarusia. Mereka telah diskors sejak awal Maret.
Pembuat peralatan jaringan Swedia Ericsson mengumumkan pada bulan April bahwa mereka akan menangguhkan semua operasi Rusia “tanpa batas waktu”, sementara pembuat truk Volvo menghentikan penjualan dan menghentikan produksi di pabriknya di Kaluga.
Lego Denmark, pembuat mainan terbesar di dunia, mengumumkan pada awal Juli bahwa mereka akan “menghentikan tanpa batas waktu” operasi komersial di Rusia, mengakhiri kemitraannya dengan grup ritel yang mengoperasikan 81 toko atas nama merek tersebut.
Pada awal Mei, Rusia memasukkan produk Lego ke dalam daftar barang yang dapat diimpor tanpa persetujuan pemilik kekayaan intelektual, untuk menghindari pembatasan yang diberlakukan terkait konflik di Ukraina.
Di antara daftar yang diterbitkan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan adalah ponsel pintar Apple dan Samsung, merek mobil besar, konsol game, dan suku cadang yang digunakan di berbagai industri.