Kaktus mandakuru (Cereus jamak) berasal dari semak belukar semi-kering di timur laut Brasil, yang dikenal sebagai Caatinga. Ia dapat dengan mudah beradaptasi bahkan pada jenis tanah yang paling menantang sekalipun dan sangat tahan kekeringan. Oleh karena itu, ini telah menjadi simbol kawasan dan masyarakatnya, yang tetap tangguh bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Tumbuh hingga setinggi tujuh meter, mandacuru memiliki batang hijau kaya klorofil dan biasanya ditutupi duri, memungkinkannya menahan sejumlah besar air dan bertahan hidup di musim kemarau yang keras di Caatinga.
Dan sifat tahan kekeringan inilah yang mendorong kaktus terkenal ini menjadi yang terdepan dalam ilmu pertanian Brasil.
Setelah melakukan penelitian selama 12 tahun, para ahli dari Perusahaan Penelitian Pertanian Brasil (Embrapa) di São Paulo menyimpulkan bahwa bakteri yang terdapat pada kaktus mandacuru dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan tanaman jagung dalam menahan kekeringan.
Rhizobakteri yang terlibat, Bacillus aryabhattaisekarang digunakan sebagai bahan dasar produk biologis baru yang disebut Auras, yang dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif kekeringan pada tanaman. Diproduksi dan didistribusikan secara eksklusif oleh NOOA Ciência e Tecnologia Agrícola, tidak ada produk pesaing di pasar yang terdaftar di Kementerian Pertanian.
Fokus awal…