Diplomat utama Rusia keluar dari pembicaraan dengan pertemuan para menteri luar negeri G20 di Indonesia pada hari Jumat ketika negara-negara Barat mengkritik Moskow atas invasi mereka ke Ukraina.
Washington dan sekutunya mengutuk serangan Rusia menjelang pertemuan tersebut sebelum Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menghadapi apa yang disebut oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebagai rentetan kritik Barat pada pembicaraan tertutup tersebut.
“Apa yang kami dengar hari ini adalah pernyataan keras dari seluruh dunia … tentang perlunya diakhirinya agresi,” kata Blinken dari pertemuan di pulau resor Bali.
Dalam pertemuan pertama mereka sejak pecahnya perang, Blinken dan Lavrov bergabung dengan rekan-rekannya untuk melakukan pembicaraan sehari penuh, dan tuan rumah segera memberi tahu mereka bahwa konflik harus diakhiri melalui negosiasi.
Namun Lavrov keluar dari sesi pagi ketika timpalannya dari Jerman Annalena Baerbock mengkritik Moskow atas invasi mereka, kata para diplomat.
Dia juga meninggalkan sesi sore sebelum Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara secara virtual kepada para menteri dan tidak hadir karena Blinken mengutuk Rusia.
“Mitra-mitra Barat kami berusaha menghindari pembicaraan mengenai isu-isu ekonomi global,” kata Lavrov kepada wartawan di luar hotel Mulia. “Sejak mereka berbicara, mereka mulai mengkritik Rusia.”
Menghindari pertemuan dengan Lavrov, Blinken menuduh Rusia menyebabkan krisis pangan global dan menuntut agar Moskow mengizinkan pengiriman gandum dari Ukraina yang dilanda perang.
“Kepada rekan-rekan kami di Rusia: Ukraina bukanlah negara Anda. Biji-bijiannya bukanlah biji-bijian Anda. Mengapa Anda memblokir pelabuhan? Anda harus membiarkan biji-bijian tersebut keluar,” kata Blinken, menurut seorang pejabat Barat yang hadir pada perundingan tertutup tersebut. . .
Lavrov mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa dia tidak akan “mencalonkan diri” setelah Washington untuk melakukan pembicaraan.
“Bukan kami yang memutuskan kontak, tapi Amerika Serikat,” katanya.
Abe membunuh bayangan bertemu
Sebelum pertemuan tersebut, Blinken bertemu dengan rekan-rekannya dari Perancis dan Jerman serta seorang pejabat senior Inggris untuk membahas “perang pilihan Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan” di Ukraina, kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Namun pertemuan itu segera dibayangi oleh pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada acara kampanye pada hari Jumat.
Setelah penembakan, Blinken menyatakan kekhawatirannya atas serangan terhadap sekutu lama Washington dan perdana menteri terlama Jepang, dan menyebutnya sebagai “momen yang sangat menyedihkan.”
Sebelum berita serangan itu muncul, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi membahas perang di Ukraina dalam pidatonya di hadapan para menteri, termasuk Lavrov.
“Adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang secepatnya dan menyelesaikan perselisihan kita di meja perundingan, bukan di medan perang,” kata Marsudi.
Tidak ada foto keluarga
Seorang pejabat AS mengindikasikan bahwa Washington tidak ingin mempermalukan Indonesia pada pertemuan tersebut dengan meninggalkan Lavrov.
Namun tidak akan ada foto keluarga para menteri G20 seperti biasanya, kata seorang pejabat pemerintah Indonesia kepada AFP.
Tuan rumah sebagian menjawab kekhawatiran AS mengenai kehadiran Lavrov dengan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke KTT G20 pada bulan November.
Dalam pidatonya, Kuleba mengatakan kepada para menteri untuk “mengingat sekitar 344 keluarga yang kehilangan anak-anak mereka ketika mereka mendengarkan kebohongan Rusia.”
“Menteri negara yang bertanggung jawab atas kematian mereka hadir di hadapan Anda hari ini untuk berbagi pemikirannya tentang bagaimana Rusia memandang kerja sama di dunia global,” tambahnya.
Blinken tiba di Hotel Mulia pada hari Jumat di mana dia terlihat berbicara dengan menteri luar negeri Afrika Selatan sebelum memasuki ruangan yang sama dengan Lavrov, yang terakhir dia temui pada bulan Januari.
Diplomat utama Rusia itu duduk di antara menteri luar negeri Arab Saudi dan Meksiko saat pertemuan dimulai.
FM Inggris berangkat
Upaya Blinken untuk mengambil sikap tegas Barat terhadap Rusia pada pertemuan tersebut dilemahkan setelah Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mundur menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Boris Johnson sebagai pemimpin partainya pada hari Kamis.
Dia terbang dari Indonesia pada Jumat pagi dan digantikan oleh mantan duta besar Inggris untuk Uni Eropa Sir Tim Barrow, kata seorang pejabat Inggris kepada AFP.
Saat berada di Bali, Blinken juga akan berupaya membuka kembali dialog dengan Beijing dalam pembicaraan dengan timpalannya dari Tiongkok Wang Yi pada hari Sabtu, yang pertama dalam beberapa bulan setelah ketegangan terkait isu-isu termasuk Taiwan menjadi tegang.
Pertemuan tersebut terjadi ketika Presiden AS Joe Biden mengungkapkan harapannya untuk melakukan pembicaraan dalam beberapa minggu mendatang dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang terakhir kali berbicara dengannya pada bulan Maret.
Lavrov bertemu Wang pada hari Kamis untuk membahas invasi Rusia, yang menurut Moskow dilakukan untuk mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO.
Amerika Serikat mengecam dukungan Beijing terhadap Rusia, dan Blinken diperkirakan akan mengulangi peringatan tersebut dalam pembicaraan dengan Wang.