Sergio Amaral, yang menjabat sebagai duta besar Brasil untuk London (1999-2001), Paris (2003-2005) dan Washington (2016-2019), meninggal Kamis malam. Dia berusia 79 tahun.
Dia meninggal karena stroke, tetapi Tn. Amaral telah berada di rumah sakit melawan kanker prostat sejak April.
Tn. Amaral, yang lahir di São Paulo pada tahun 1944, memiliki gelar sarjana hukum dari Universitas São Paulo dan gelar pascasarjana ilmu politik dari Universitas Sorbonne di Paris. Dia juga seorang asisten profesor hubungan internasional di Universitas Brasília.
Sebagai seorang diplomat dia negosiasi yang dimediasi antara Brasil dan kreditur internasional atas utang luar negeri negara itu pada tahun 1994. Saat itu, Brasil dianggap sebagai debitur terbesar di negara berkembang. Perjanjian tersebut mengurangi utang luar negeri negara sebesar USD 49 miliar (USD 101 miliar dalam mata uang hari ini, diadaptasi oleh Indeks Harga Konsumen AS) dan berikan suku bunga yang lebih rendah dan pinjaman jangka panjang baru.
Saat itu Bpk. Amaral menyebut perjanjian dengan 750 bank komersial sebagai “titik balik dalam momen pergolakan hubungan internasional Brasil”. The New York Times melaporkan bahwa perjanjian Brasil secara efektif (mengakhiri) krisis utang internasional yang dimulai pada tahun 1982.
Pada masa pemerintahan Fernando Henrique Cardoso (1995-2002), Bpk. Amaral menjabat sebagai juru bicara Presiden dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dia juga ditunjuk sebagai ketua dewan Kamar Dagang Luar Negeri Brasil dan Bank Pembangunan Nasional Brasil (BNDES).
Di sektor swasta, dia mengetuai Dewan Bisnis Brasil-Tiongkok dan menjabat sebagai dewan direksi WWF Brasil, perusahaan Prancis Total (sekarang disebut TotalEnergies) dan Plastic Omnium, serta beberapa perusahaan Brasil lainnya.
Selama Bpk. Selama masa jabatan Amaral sebagai duta besar untuk Washington, Brasil dan AS menandatangani perjanjian perlindungan teknologi (TSA) pada tahun 2019, dalam pembuatan beberapa dekade.
Kedua negara menyetujui ketentuan TSA yang dirancang untuk memfasilitasi peluncuran satelit AS di tanah Brasil – khususnya dari pusat peluncuran Alcântara di timur laut Brasil.
“(Tuan) Amaral lebih dari sekadar pemimpin diplomatik. Dia adalah mentor luar biasa yang kebijaksanaan dan dedikasinya membentuk jalan bagi banyak pemimpin muda,” kata Bruna Santos, direktur Institut Brasil Wilson Center di Washington. Laporan Brasil.
“Hari ini, pengaruhnya meluas dari Washington ke Beijing, dari Paris hingga jauh ke luar, karena pelajaran yang dia berikan terus berlanjut dalam karya orang-orang yang memiliki hak istimewa untuk belajar darinya.”