Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik pemuatan bahan bakar ke dalam reaktor pertama di pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu buatan Turki di Kremlin pada Kamis. dikatakan.
“Ini adalah proyek unggulan dan membawa manfaat ekonomi bersama dan, tentu saja, membantu memperkuat kemitraan multifaset antara kedua negara kita,” kata Putin pada upacara pembukaan virtual dengan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan.
Perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom memulai pembangunan yang pertama dari empat reaktor yang direncanakan di pabrik Akkuyu di pantai selatan Turki pada tahun 2018. Setelah selesai, empat reaktor pabrik akan beroperasi dengan total kapasitas 4.800 megawatt.
“Negara kita telah naik ke liga negara-negara bertenaga nuklir, meskipun setelah penundaan selama 60 tahun,” kata Erdogan dalam pidato yang disiapkan dalam penampilan pertamanya setelah absen selama dua hari karena masalah kesehatan.
Acara peresmian juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, Direktur Jenderal Rosatom, Alexei Likhachev, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Fatih Donmez.
Dalam percakapan telepon terpisah pada hari Kamis, Putin dan Erdogan membahas inisiatif biji-bijian Laut Hitam dan situasi di Ukraina.
“Tentu saja, selain kerja sama di bidang atom damai, kami juga membahas masalah lain dalam pengembangan seluruh jajaran hubungan Rusia-Turki, dan dalam hal ini sejumlah kesepakatan bersama yang sangat penting telah tercapai,” kata pernyataan itu. kantor berita TASS milik negara dikutip Putin seperti yang dikatakan.
Pembangunan pabrik Akkuyu diperumit oleh sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
“Ya, kami memiliki beberapa masalah logistik,” kata Sergei Butskikh, direktur pabrik Akkuyu, kepada wartawan menjelang peluncuran.
“Jalur transportasi semakin panjang. Tidak semua perusahaan pelayaran bisa bekerja sama dengan kami. Jadi di sini ya sanksinya kami rasakan,” imbuhnya.
“Tapi ini tidak mempengaruhi kualitas konstruksi pabrik.”
Erdogan telah menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang menjaga hubungan baik dengan Putin dengan menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia dan mencoba menjadi perantara untuk mengakhiri perang.
Pada hari Kamis, Putin memuji kepemimpinan Erdogan menjelang pemilihan penting di negara NATO.
“Presiden secara pribadi menaruh perhatian besar pada perluasan hubungan Rusia-Turki,” katanya pada upacara peluncuran, menambahkan: “kami sangat mendukung tren ini dan yakin bahwa kerja sama dan kemitraan yang erat antara Rusia dan Turki saling menguntungkan.”
AFP melaporkan.