Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya menangguhkan inspeksi AS di lokasi tersebut berdasarkan perjanjian pengurangan senjata strategis dengan Washington, dengan alasan sanksi Barat dan infeksi virus corona.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan fasilitas yang harus diperiksa berdasarkan perjanjian New START akan dikecualikan “sementara” dari pemeriksaan tersebut.
Pengumuman ini muncul ketika hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat memburuk akibat intervensi Moskow di Ukraina dan melemahnya sanksi Barat.
New START adalah perjanjian pengurangan senjata terakhir yang tersisa antara kedua negara bekas rival Perang Dingin dan membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan oleh Moskow dan Washington hingga 1.550 unit.
“Rusia kini terpaksa menerapkan tindakan ini karena keinginan Washington yang terus-menerus untuk secara implisit memulai kembali inspeksi dengan syarat yang tidak mempertimbangkan kenyataan yang ada,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Moskow juga menuduh Washington berusaha “menciptakan keuntungan sepihak” dan mencabut “hak Rusia untuk melakukan inspeksi di wilayah Amerika.”
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa sulit bagi Moskow untuk melakukan inspeksi di wilayah AS karena sanksi Barat, termasuk penutupan wilayah udara bagi pesawat Rusia dan pembatasan visa.
Moskow juga menunjuk pada peningkatan baru kasus virus corona di Amerika Serikat.
“Kami percaya bahwa dalam situasi saat ini para pihak harus meninggalkan upaya yang tampaknya kontraproduktif untuk secara artifisial mempercepat dimulainya kembali kegiatan inspeksi START dan fokus pada studi menyeluruh terhadap semua masalah yang ada di bidang ini,” kata Kementerian Luar Negeri.
Tahun lalu, Amerika Serikat dan Rusia memperpanjang New START dengan jangka waktu maksimum yang diperbolehkan, yaitu lima tahun.
Pengumuman Moskow muncul setelah Presiden AS Joe Biden meminta Rusia dan Tiongkok untuk menunjukkan komitmen mereka dalam membatasi senjata nuklir.
Rusia harus menunjukkan kesediaannya untuk memperbarui perjanjian pengurangan senjata nuklir ketika perjanjian itu berakhir pada tahun 2026, kata Biden.
Dalam komentarnya melalui email, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington berkomitmen terhadap perjanjian New START, “tetapi kami merahasiakan diskusi antara pihak-pihak mengenai penerapan perjanjian tersebut.”
“Prinsip-prinsip timbal balik, saling memprediksi dan stabilitas bersama akan terus memandu pendekatan AS dalam menerapkan perjanjian New START,” kata pejabat itu.