Musim pemilu regional di Argentina menghasilkan kejutan kemarin ketika koalisi Peronis yang berkuasa a kekalahan yang tidak terduga di provinsi Chaco, salah satu dari banyak benteng pertahanannya di bagian utara negara itu. Kemunduran ini terjadi kurang dari dua bulan sebelum pemilihan pendahuluan presiden yang menentukan pada 13 Agustus.
Pemilihan pendahuluan yang bersifat terbuka dan wajib secara serentak di Argentina, yang dikenal sebagai PASO, seringkali merupakan alat prediksi terbaik untuk hasil akhir pemilu dua bulan kemudian. Dan hasil pemilu di Chaco menunjukkan bahwa pemerintahan Peronis yang sedang berjuang bisa kehilangan provinsi lain menjelang pemilu nasional.
Gubernur Jorge Capitanich hanya menerima 36,5 persen suara, 6 poin persentase lebih rendah dari total gabungan kandidat koalisi kanan-tengah Leandro Zdero (23,1 persen) dan Juan Carlos Polini (19,6 persen), yang total gabungannya adalah 42,7 persen.
Setelah memenangkan suara utama koalisinya, Mr. Zdero pada 17 September dengan Tn. Capitanich menghadapi.
Kejutan ini sebagian besar disebabkan oleh keterkejutan yang dialami provinsi tersebut selama dua minggu terakhir, menyusul hilangnya Cecilia Strzyzowski, 28 tahun, yang diduga dibunuh dan dipotong-potong oleh anggota keluarga berpengaruh setempat.
Nyonya. Strzyzowski kamu terakhir terlihat memasuki rumah Emerenciano Sena, seorang pemimpin sosial berpengaruh yang memiliki hubungan dengan partai Peronis setempat. Dia sempat menikah sebentar dengan Tuan. Putra Sena, seorang pria berusia 19 tahun, namun pihak keluarga tidak menyetujui hubungan tersebut karena khawatir akan menimbulkan perselisihan ekonomi.
Korban berhenti membalas SMS malam itu, sementara keluarga Sena terjebak dalam beberapa kebohongan tentang keberadaannya di hari-hari berikutnya. Darah juga ada pada Tuan. Rumah Sena ditemukan, sedangkan ibu korban bercerita kepada wartawan percaya putrinya mungkin telah dibunuh dan “dihilangkan”.
Dia mendasarkan komentarnya pada fakta bahwa keluarga Sena membanggakan kemampuan mereka untuk dengan mudah “menghilangkan” mayat jika diperlukan, serta fakta bahwa mereka menjalankan rumah jagal. Meskipun kasus ini tampaknya hampir terselesaikan, dengan beberapa penangkapan dan surat perintah penggeledahan yang mengkonfirmasi sebagian dari cerita tersebut, jenazah Strzyzowski masih hilang.
Kisah mengerikan ini mendominasi agenda provinsi dan nasional menjelang pemungutan suara, yang menyebabkan perubahan besar di wilayah di mana Peronisme memenangkan empat pemilihan gubernur terakhir.
Meskipun Peronisme sejauh ini telah menunjukkan ketahanan di kubu-kubu lain di wilayah utara, kelompok ini sudah dianggap sebagai kelompok yang tidak diunggulkan dalam pemilihan presiden, dan tidak boleh kehilangan basis tradisionalnya.