Mantra sederhana untuk memitigasi krisis iklim semakin sering terdengar di seluruh dunia: menanam lebih banyak pohon. Hutan adalah penyerap karbon dioksida terbesar di bumi, gas rumah kaca utama yang mendorong pemanasan global. Pada tahun 2018, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB menyatakan bahwa penghijauan secara signifikan dapat berkontribusi pada upaya membatasi kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius. Hal ini memerlukan ratusan juta hektar pohon baru.
Amerika Selatan merupakan salah satu kawasan terdepan di dunia dalam bidang hutan tanaman, dengan luas hutan tanaman terbesar kedua di dunia setelah Asia. Meskipun Amerika Selatan menyumbang 15 persen dari 131 juta hektar perkebunan pohon di dunia, hal ini belum membantu menyelesaikan permasalahan deforestasi di wilayah tersebut, dan juga belum terbukti efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Hal ini karena perkebunan pohon di Amerika Selatan hampir seluruhnya bersifat industri, dan sebagian besar didasarkan pada monokultur pinus atau eucalyptus. Perkebunan ini terdiri dari satu spesies yang tumbuh di wilayah yang luas dan dipercepat dengan penggunaan pupuk dan pestisida.
Monokultur tidak mendukung keanekaragaman hayati, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk menyerap karbon. Praktek-praktek seperti ini mendorong degradasi tanah dan menghancurkan tumbuh-tumbuhan asli yang tumbuh secara alami.
“Monokultur ini tidak menyerap karbon dengan cara yang sama seperti hutan sekunder alami,” jelas Carlos Nobre, ilmuwan sistem bumi di Institute for Advanced Studies di Universitas São Paulo dan peneliti terkemuka di bidang kehutanan di Brasil. “Mereka dapat menghilangkan sebagian (karbon), tetapi tidak meningkatkan keanekaragaman hayati karena mereka adalah spesies eksotik.”
Jutaan hektar spesies eksotik
Di Amerika Selatan, 97 persen hutan tanaman terdiri dari spesies eksotik yang diimpor—terutama pinus dan eucalyptus—yang masing-masing digunakan terutama untuk kayu dan pulp.
Brazil, Argentina, Uruguay dan Chile adalah rumah bagi beberapa perkebunan terbesar di kawasan ini, dan selama satu abad terakhir keempat negara tersebut telah memperkenalkan spesies ini untuk mengembangkan industri kertas dan kayu mereka, dibantu oleh subsidi dan inisiatif pemerintah untuk mendorong pemanfaatannya. memajukan
Mauricio Aguilera, seorang insinyur kehutanan dari Chili, menceritakan kepada Diálogo Chino bahwa di negaranya, penanaman pohon diciptakan untuk memerangi erosi yang disebabkan oleh pertanian dan pembakaran tumbuhan asli sebelum tahun 1950. Ini berkembang menjadi produksi industri, terutama pinus dan kayu putih.
Proses serupa juga terjadi di negara lain, kata para ahli kepada Diálogo Chino, di mana perkebunan seringkali…