Selama masa jabatannya, Jair Bolsonaro telah menunjukkan dukungan yang teguh terhadap produsen pertanian. Pada paruh pertama masa jabatannya (2019-2021), pemerintahannya menerapkan 57 undang-undang yang melemahkan undang-undang konservasi dan berpihak pada kepentingan agribisnis.
Langkah-langkah tersebut menghilangkan beberapa bagian dari kerangka hukum yang melindungi lingkungan. Para ahli melihat adanya niat untuk membiarkan peraturan tersebut berlalu begitu saja, yang akan menjelaskan mengapa peraturan tersebut diberlakukan sedikit demi sedikit.
Hasil dari tekanan ini nampaknya cukup jelas. Data resmi terbaru menunjukkan bahwa deforestasi meningkat hampir 60 persen selama masa pemerintahan Bolsonaro, dibandingkan dengan rata-rata tahunan pada tahun 2015-2018, ketika Dilma Rousseff dan Michel Temer menjadi presiden. Peternakan sapi dan pertanian merupakan pendorong utama deforestasi di Brasil.
Namun itu bukanlah hubungan satu arah.
Para petani sangat terlibat dalam upaya mantan presiden untuk terpilih kembali. Mereka bertanggung jawab atas sebagian besar BRL 22 juta (USD 4,3 juta) yang diberikan kepada Mr. kampanye Bolsonaro diterima dalam bentuk sumbangan. Donor individu terbesar adalah seorang pria yang memiliki lahan pertanian yang jika digabungkan akan sama dengan luas Austin, Texas.
Usahanya membuahkan hasil karena Pak. Bolsonaro memiliki suara mayoritas 77 dari 100 orang terkaya kota-kota yang mengandalkan agribisnis untuk perekonomian lokalnya.
Dan dukungan petani terhadap Bpk. Bolsonaro melangkah lebih jauh. Laporan menunjukkan bahwa mereka juga merupakan bagian dari gerakan putschist yang berpuncak pada penyerbuan dan penjarahan gedung-gedung pemerintah di Brasília pada tanggal 8 Januari.
Gerakan Hijau dan Kuning Brasil, yang menyatukan lebih dari 300 asosiasi produsen pedesaan, menyerukan pengunjuk rasa untuk “mengambil alih kekuasaan” dalam…