Letnan Kolonel Mauro Cid, mantan ajudan dan tangan kanan Jair Bolsonaro, mengatakan kepada Polisi Federal bahwa mantan presiden tersebut diduga mengadakan pertemuan dengan para pimpinan Angkatan Bersenjata untuk membahas kudeta militer setelah kemenangan Luiz Inácio Lula da Silva. pada Pilpres 2022.
Berdasarkan situs berita Uol, Letnan Kol. Cid melihat Tn. Bolsonaro menerima rancangan perintah untuk mengadakan pemilu baru. Itu diserahkan kepadanya oleh asisten presiden saat itu. Usulan tersebut mencakup kemungkinan penangkapan lawan politik.
Menurut Letjen. kol. Cid punya Tn. Bolsonaro membawa dokumen itu ke pertemuan dengan para panglima tentara. Mantan komandan angkatan laut, Laksamana Almir Garnier, dikatakan mendukung intervensi militer, namun para panglima angkatan udara dan angkatan darat menentangnya. Kesal Pak. Garnier secara terbuka menunjukkan posisinya dengan pelanggaran protokol dan tidak menghadiri pelantikan penggantinya yang dilantik Lula.
Tn. Mantan tangan kanan Bolsonaro menandatangani perjanjian pembelaan dengan FBI, yang disetujui oleh Hakim Agung Alexandre de Moraes pada 9 September. Pernyataan yang dirilis Kamis ini adalah bagian dari perjanjian itu. Kini penyidik akan mencari bukti yang mengaitkan Letkol. untuk mendukung klaim Cid.
Investigasi tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gerakan mirip kudeta yang dilakukan pejabat tinggi pemerintahan Jair Bolsonaro dan kerusuhan pada 8 Januari, ketika ribuan kelompok radikal sayap kanan menyerbu dan menjarah gedung-gedung yang menampung Kongres, Mahkamah Agung, dan gedung kepresidenan. istana, untuk memperjelas. .
Setelah berita itu tersiar, panitia seleksi yang dibentuk oleh anggota DPR dan Senat untuk menyelidiki kerusuhan 8 Januari mengindikasikan bahwa itu adalah Mr. Garnier harus dipanggil untuk bersaksi.
Mahkamah Agung juga mengadili para perusuh atas kejahatan yang dilakukan selama protes. Tiga orang telah divonis bersalah dan lima kasus lainnya dijadwalkan untuk sidang virtual minggu depan.
Letnan Kol. Cid ditangkap pada bulan Mei dan dituduh mengambil kartu vaksinasi dari Mr. Bolsonaro dan putri mantan presiden berusia 12 tahun berpura-pura. Ia juga sedang diselidiki atas keterlibatannya dalam kasus penyelundupan dan penjualan permata yang disumbangkan oleh pemerintah asing.
Mantan presiden itu belum mengomentari pernyataan mantan ajudannya itu. Namun pekan lalu, dia meremehkan kemungkinan bahwa orang kepercayaannya sedang mendiskusikan rencana kudeta di pemerintahannya. “Saya boleh berdiskusi apa saja, boleh memikirkan apa saja, tapi kalau tidak dipraktikkan, tidak apa-apa,” ucapnya.