Gelombang kekerasan seputar pemilu Ekuador pada 20 Agustus telah terjadi langkah maju yang tragis lainnya kemarin setelah calon presiden berusia 60 tahun Fernando Villavicencio ditembak mati saat kampanye di ibu kota negara, Quito.

Dalam rekaman yang menjadi viral di media sosial, Tn. Villavicencio menembak beberapa kali segera setelah masuk ke dalam mobil. Jaksa Ekuador kemudian dikatakan pria yang dituduh menarik pelatuk juga tewas setelah terjebak dalam baku tembak tak lama setelah pembunuhan tersebut.

Selain sang kandidat, setidaknya sembilan orang terluka dalam penyerangan tersebut, termasuk dua petugas polisi dan seorang calon legislatif. Pembunuhan itu dilakukan pada larut malam oleh Menteri Dalam Negeri, Juan Zapata dan hakim oleh Presiden Guillermo Lasso, yang berjanji “kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja.”

Tn. Lasso mengumumkan tiga hari berkabung resmi di Ekuador, serta keadaan darurat nasional untuk memastikan pemilu tanggal 20 Agustus dapat dilanjutkan.

Sesaat sebelum pembunuhannya, Tn. Villavicencio mengatakan dia melakukannya menerima ancaman pembunuhan dari kartel narkoba terkenal. Teman-teman korban menghubungkan kejahatan tersebut dengan pembunuhan walikota lainnya awal tahun ini, dan menambahkan bahwa polisi gagal melindunginya meskipun mengetahui bahwa dia “96 persen berisiko.”

Tindakan brutal ini adalah yang terbaru dari peningkatan kekerasan yang mengerikan yang terjadi di negara ini setelah pandemi ini. Bentrokan antar geng telah menyebabkan beberapa pembantaian di penjara yang menewaskan ratusan orang karena negara tersebut telah menjadi pusat utama perdagangan narkoba internasional.

Sebagai Laporan Brasil dijelaskan kemarin, pemilu sela yang dijadwalkan minggu depan akan sangat dipengaruhi oleh kekerasan. Statistik rekor pembunuhan dapat memberikan dorongan bagi kandidat yang keras kepala.

Fernando Villavicencio, yang menduduki peringkat keempat dalam jajak pendapat terbaru, berprofesi sebagai jurnalis, dan terkenal sebagai salah satu pendiri partai pribumi Pachakutik di Ekuador. Dia kemudian menjadi saingan mantan Presiden Rafael Correa, yang bersembunyi di hutan dan melarikan diri ke Peru ketika dia diadili.

Tahun ini ia memimpin calon presiden dari partai berhaluan tengah Movimiento Construye, dengan aktivis lingkungan hidup Andrea González sebagai pasangannya. Perlombaan ketat untuk tempat kedua berarti dia memiliki peluang untuk lolos ke final.

Ms González belum mengkonfirmasi apakah dia Mr. Akan menggantikan Villavicencio sebagai calon partai.


Data HK

By gacor88