Pekan lalu, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menunda perombakan kabinet yang telah lama ditunggu-tunggu yang akan mengakomodasi partai-partai dari apa yang disebut “Pusat Besar”, sebuah federasi partai-partai pencari keuntungan, dalam koalisi pemerintah. Lula saat ini berada di Afrika Selatan untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara BRICS dan akan mengumumkan daftar menteri baru ketika ia kembali minggu depan.
Namun penundaan ini merupakan sebuah kesalahan yang dapat merugikan modal politik pemerintah (yang sudah merupakan sumber daya yang langka) pada saat-saat penting dalam agendanya. Pemerintahan Lula telah menghantui sidang legislatif pertama tahun ini untuk membentuk koalisi yang koheren dan stabil.
Dalam konteks ini, sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya perombakan kabinet, terutama ketika Kongres sedang mempertimbangkan reformasi fiskal dan pajak.
Hubungan eksekutif-legislatif dalam perspektif
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada Laporan Brasil,…