Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dihadapkan pada kontak yang intens dengan kata-kata tertulis atau lisan. Mereka memediasi hubungan kita dan memungkinkan komunikasi dengan subjek lain. Meskipun penggunaannya rutin, beberapa kata membawa simbolisme yang melampaui lingkup tata bahasa dan fonetik, dan digunakan secara terencana oleh lawan bicaranya.
Menggunakan istilah “pendudukan” atau “invasi”, misalnya, untuk merujuk pada lokasi yang diperebutkan akan mengungkapkan suatu posisi. Sama halnya dengan penggunaan ungkapan “pengedar narkoba ditangkap karena narkoba” dan “anak muda ditangkap karena narkoba” mewakili pilihan orang yang menggunakan kalimat tersebut.
Contoh-contoh ini memungkinkan kita membedakan kata-kata yang sedikit mirip. Dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, seluk-beluk ini mungkin luput dari perhatian, namun hal ini menandai asal muasal pernyataan-pernyataan ini. Dalam pengertian inilah kami akan menunjukkan konsep taktik dan strategi, yang dibangun oleh sejarawan Michel de Certeau.
taktik
Taktik tersebut menonjolkan kemenangan pihak yang “lemah” atas yang “kuat”, keberhasilan kecil, seni memberikan pukulan, kelicikan, mobilitas tenaga kerja, simulasi polimorfik, temuan yang memancing euforia, baik yang puitis maupun yang suka berperang.
Apa yang pantas dia dapatkan, dia tidak suka. Anda harus terus-menerus bermain-main dengan peristiwa untuk mengubahnya menjadi “peluang”. Tanpa henti, pihak yang lemah harus memanfaatkan kekuatan yang asing bagi mereka.
Sintesis intelektualnya tidak berbentuk tuturan, melainkan keputusan itu sendiri, tindakan dan cara meraih “peluang”. Taktik hanya mempunyai tempat lain selain tempatnya. bagaimana kamu bernyanyi Sistem Bahia: kekuatan untuk menyerang balik.
Strategi
Strategi dipahami sebagai perhitungan atau manipulasi hubungan kekuasaan. Hal ini menjadi mungkin sejak subjek yang kekurangan dan berkuasa berhasil diisolasi.
Strategi mendalilkan suatu tempat. Ia membentuk sesuatu yang tersendiri yang dengannya ia dapat mengelola hubungan dengan pihak luar dan membedakan target dan ancamannya. Lokasi yang terisolasi ini memungkinkan adanya posisi istimewa untuk pelaksanaan tindakannya.
Misalnya saja, tindak tutur memungkinkan untuk memanfaatkan keuntungan dari subjek kekuasaan dan kemauan (perusahaan, tentara, negara).
Baku tembak terjadi di tikungan
Dari pembedaan istilah-istilah tersebut, sekali lagi kita dapat memandang kehidupan sehari-hari sebagai ruang yang diperebutkan, di mana kata-kata digunakan sebagai senjata.
Wacana hegemonik sebagian besar merupakan sumber daya strategis yang digunakan untuk memusatkan kekuasaan. Seni serangan balik adalah taktik pihak lemah yang berupaya mengejutkan musuh yang lebih kuat.
Referensi:
CERTEA, Michel de. Penemuan sehari-hari. 1. Seni membuat. Petropolis: Suara, 1994.