Badan Intelijen Pusat AS (CIA) diterbitkan sebuah video rekrutmen pada hari Selasa yang menargetkan orang-orang Rusia yang memiliki koneksi luas yang marah atas perang kepemimpinan mereka di Ukraina.
“Apakah kamu seorang perwira militer? Apakah Anda bekerja di bidang intelijen, diplomasi, ilmu pengetahuan, teknologi tinggi, atau apakah Anda berurusan dengan orang-orang yang bekerja di bidang itu?” membaca pesan CIA dalam bahasa Rusia.
“Apakah Anda memiliki informasi tentang perekonomian atau kepemimpinan tertinggi Federasi Rusia? Hubungi kami,” tambahnya.
“Mungkin orang-orang di sekitarmu tidak mau mendengar kebenarannya. Kami melakukannya.”
Iklan film berdurasi hampir dua menit yang pertama kali diposting di Telegram, sebuah aplikasi perpesanan yang populer di kalangan penutur bahasa Rusia, menggambarkan seorang birokrat fiksi Rusia yang mengatakan bahwa dia dan keluarganya “akan hidup bermartabat berkat tindakan saya.”
Video rekrutmen tersebut kemudian menjelaskan cara menghubungi badan intelijen AS secara anonim dan aman.
Itu juga muncul di halaman YouTube, Twitter, Instagram dan Facebook CIA.
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia ditelepon saluran Telegram CIA, yang dibuat untuk mempublikasikan video rekrutmen dan saat ini memiliki sekitar 700 pelanggan, “sumber daya yang sangat berguna untuk melacak pelamar.”
Seorang pejabat badan tersebut mengatakan kepada AFP bahwa meskipun mereka sebelumnya melakukan promosi di media sosial lain, mereka kini fokus pada Telegram terenkripsi karena Telegram adalah media utama bagi orang Rusia untuk berbagi dan memperoleh informasi dan berita, mulai dari politik hingga perang di Ukraina.
CIA berharap dengan menyediakan cara yang sederhana namun jelas untuk membocorkan informasi melalui web gelap akan meyakinkan masyarakat Rusia yang waspada untuk mengambil langkah berikutnya.
“Tujuan kami adalah menyediakan jalur seaman mungkin bagi mereka untuk menghubungi kami,” kata pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Pejabat tersebut menekankan bahwa Amerika Serikat tidak mencoba memprovokasi pemberontakan atau perubahan rezim, namun hanya berharap bahwa sebagian orang Rusia dapat melihat ini sebagai cara untuk membantu negara mereka maju.
Pejabat itu mengatakan upaya serupa di media sosial lain, yang sebagian besar kini diblokir di Rusia, membuahkan hasil.
Direktur CIA David Marlowe mengatakan pada bulan November bahwa “kami terbuka untuk berbisnis” dengan orang-orang Rusia yang marah atas tindakan perang Moskow di Ukraina.
Laporan CIA terbaru ini menyusul bocornya dokumen rahasia Pentagon yang berisi informasi sensitif tentang perang di Ukraina dan didasarkan pada berbagai sumber, termasuk intelijen manusia.
AFP melaporkan.