Diperbarui untuk menambahkan respons Kremlin.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan membuka dua kasus terhadap pejabat Rusia atas invasi Ukraina, The New York Times melaporkan pada hari Senin.
Seorang juru bicara kantor kejaksaan ICC Karim Khan mengatakan “tidak mengomentari cerita ini.”
Dalam laporannya, The New York Times menyebutkan bahwa kasus pertama yang terlibat Dugaan penculikan anak-anak Ukraina oleh Rusia, yang kemudian dikirim untuk diadopsi atau ke kamp pendidikan ulang.
Kasus kedua menuduh bahwa pasukan Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil seperti pembangkit listrik dengan serangan rudal.
Pengadilan juga akan meminta surat perintah penangkapan untuk beberapa orang, kata Times, mengutip pejabat pengadilan saat ini dan sebelumnya, dan tidak memberikan rincian tentang siapa yang akan didakwa dan kapan.
ICC Den Haag meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Ukraina hanya beberapa hari setelahnya Invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
Jaksa Khan mengatakan setelah kunjungan ke Ukraina awal bulan ini bahwa dugaan penculikan anak-anak “sedang diselidiki oleh kantor saya sebagai prioritas”.
“Anak-anak tidak bisa diperlakukan sebagai rampasan perang,” katanya dalam sebuah pernyataan pada 7 Maret.
Khan memposting foto dirinya di samping dipan kosong dan mengatakan dia telah mengunjungi rumah perawatan untuk anak-anak di Ukraina selatan yang “kosong, akibat dugaan deportasi anak-anak dari Ukraina ke Federasi Rusia” atau wilayah pendudukan lainnya.
Khan juga menegaskan bahwa ICC sedang menyelidiki serangan terhadap “infrastruktur sipil kritis” di Ukraina dan bahwa dia telah mengunjungi beberapa lokasi serangan semacam itu.
Bersama dengan Jaksa Agung Ukraina, “kami telah menggarisbawahi komitmen bersama kami untuk memastikan bahwa tindakan tersebut sepenuhnya diselidiki dan mereka yang bertanggung jawab atas dugaan kejahatan internasional dimintai pertanggungjawaban,” tambahnya.
Jaksa ICC menambahkan dalam pernyataan bahwa dia “merasa bahwa momentum menuju keadilan semakin cepat.”
Khan sebelumnya menggambarkan Ukraina sebagai “tempat kejadian perkara” dan juga mengunjungi kota Bucha di mana wartawan AFP melihat sedikitnya 20 mayat tergeletak di jalan.
Tidak satu pun Rusia Ukraina juga bukan anggota ICC, tetapi Kiev telah menerima yurisdiksi pengadilan dan bekerja sama dengan kantor Khan.
Kremlin pada hari Selasa mengulangi penolakannya terhadap keputusan ICC, dengan media pemerintah mengutip juru bicara Dmitry Peskov yang mengatakan: “Kami tidak mengakui pengadilan ini, kami tidak mengakui yurisdiksinya.”
Rusia menyangkal tuduhan kejahatan perang oleh pasukannya. Para ahli mengatakan tidak mungkin untuk menyerahkan tersangka.