Penerbangan langsung pertama dari Rusia mendarat di Georgia setelah jeda selama 4 tahun

Penerbangan langsung pertama dari Rusia mendarat di ibu kota Georgia, Tbilisi, Jumat, empat tahun setelah Moskow melarang perjalanan udara dengan negara Kaukasus Selatan itu.

Penerbangan itu disambut dengan protes terhadap anggapan kembalinya Georgia ke wilayah pengaruh Rusia di tengah perang di Ukraina.

“Pesawat Rusia, pergilah,” demikian bunyi poster besar yang dipasang di luar Bandara Internasional Tbilisi, yang mengacu pada pesawat tersebut ungkapan yang sekarang terkenal dikatakan oleh seorang tentara Ukraina kepada kapal perang Rusia yang menyerang tahun lalu.

Rekaman yang dibagikan oleh stasiun penyiaran Rusia di pengasingan, Dozhd, menunjukkan para pengunjuk rasa membawa bendera Georgia dan Ukraina, serta tanda-tanda yang mengecam Rusia sebagai “penjajah” dan “teroris”.

Jurnalis yang berbasis di Tbilisi dilaporkan penahanan di lokasi protes.

Penerbangan Azimut Airlines yang berbasis di Rusia selatan mendarat di Tbilisi kurang dari 10 hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin diangkat rezim larangan terbang dan visa dengan Georgia.

Moskow melarang perjalanan udara dengan Georgia pada 2019 setelah demonstrasi anti-Rusia di Tbilisi.

Pada tahun 2008, negara-negara tersebut melakukan perang singkat namun berdarah yang mengakibatkan kehadiran militer Rusia terus menerus di 20% wilayah Georgia.

Negara Kaukasus Selatan ini telah menjadi tujuan utama warga Rusia yang melarikan diri dari penindasan dan mobilisasi politik pada bulan-bulan setelah invasi Ukraina pada Februari 2022.

Penerbangan hari Jumat dengan kapal Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia mengatakan berperilaku baik sekitar 70 orang.

Polisi Georgia menutup ruang kedatangan dan menutup seluruh Bandara Internasional Tbilisi, menurut Dozhd.

Wartawan Georgia terlihat menanyakan tujuan kunjungan mereka dan apakah mereka mengakui pendudukan Rusia di negara-negara yang memisahkan diri dari Georgia. Pernyataan tersebut ditanggapi oleh beberapa media Rusia sebagai sebuah “serangan”.

Seremonial Georgia pro-Barat Presiden Salome Zurabishvili menyambut kedatangan penerbangan Rusia “tidak disukai.”

Perdana menteri dan pemerintah negara tersebut, yang memegang kekuasaan eksekutif di republik parlementer, dituduh menjalin hubungan lebih dekat dengan Kremlin dalam beberapa tahun terakhir.

LSM-LSM Georgia mengatakan pemulihan penerbangan Moskow-Tbilisi merupakan “sabotase langsung” terhadap status negara tersebut sebagai calon anggota Uni Eropa.

Sementara itu, otoritas penerbangan sipil Georgia mengatakan penerbangan langsung antara Sochi dan Tbilisi di Rusia selatan, serta antara Moskow dan kota Kutaisi di Georgia, diperkirakan akan dimulai pada bulan Juni.


situs judi bola online

By gacor88